CUMA BELI AJA YANG DILIHAT KOK PADA 'GA MAU' ??

Makmur Bersama

Mendengar kata makmur akan sering terjadi dimanapun dan kapanpun serta sudah menjadi tujuan bagi semua orang. Makmur secara umum dimaksudkan adalah bisa memenuhi kebutuhan yang tidak pas-pasan melainkan cukup dan bisa lebih serta sesuai sebagai manusia dengan sebagaimana mestinya. Sehingga jika manusia sebagaimana mestinya yaitu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dan tersier. Maka melakukan aktivitas yang sebagaimana mestinya perlu lancar dan tidak menjadi keluhan karena sudah dianggap aktivitas yang lumrah dan memang harus seperti itu.

Kendala yang dimiliki supaya aktivitas manusia menjadi lancar sebagaimana mestinya dan menjadi lumrah adalah keadaan wilayah, fasilitas, kemampuan manusia itu sendiri. Dari beberapa kendala yang mutlak adalah kemampuan manusia itu sendiri sedangkan keadaan wilayah, fasilitas serta beberapa yang lain adalah sebagai yang mempengaruhi. Maka fasilitas dan keadaan wilayah perlu dikenali dan ditelaah dengan baik serta membuat pandangan sebagai manusia dengan aktivitas kehidupan yang normal.

Kebanyakan keadaan wilayah yang membuat manusia sulit untuk makmur sesuai harapan yang diinginkan. Sehingga yang muncul adalah harapan dari yang diinginkan merupakan wajar sebagai manusia tetapi keadaan pada wilayah yang kurang mendukung seperti sering terjadi bencana alam, keadaan wilayah yang sulit ditaklukan sehingga perlu fasiltas sebagai contoh banyak pulau maka perlu alat bantu untuk menghubungkan, banyak gunung merapi, dataran wilayah yang tidak rata yang sering disebut landai, perbukitan, pegunungan.

Kendala yang sangat sulit sehingga perlu kerja keras untuk berusaha adalah mengetahui kondisi wilayah sebenarnya secara tersirat maupun tersurat dan secara manusiawi yaitu dengan sesama manusia maupun di luar dengan manusia seperti hewan, tanaman serta beberapa dianggap sebagai kepercayaan yang sebanding dengan religius.

Karena mengetahui kondisi wilayah sebenarnya menjadi sulit, dapat disebabkan yaitu:
1. Kurang besar keinginan untuk belajar terus.
2. Tidak tekun mempelajari hasil aktivitas serta kondisi wilayah pada saat yang lalu. Karena aktivitas manusia dalam wilayah adalah estafet yaitu meneruskan dari yang satu kepada yang lain dan dilakukan seperti itu seterusnya.
3. Peninggalan aktivitas beserta kondisi pada saat yang lalu tidak banyak atau tidak sesuai yang diharapkan untuk dipelajari lagi sebagai bahan pertimbangan melakukan untuk selanjutnya. Peninggalan berupa lisan maupun non lisan.  

Maka sebagai manusia akan selalu optimis karena memiliki akal dan pikiran atau disebut intelektual pada saat ini. Sehingga tetap melangkah ke depan untuk maju, tetapi banyak dengan hasil yang tidak diharapkan serta banyak meninggalkan yang belum dipenuhi dengan baik dari aktivitas yang sudah dilakukan oleh beberapa orang sebelumnya karena aktivitas estafet. Dari keadan dalam aktivitas untuk mendapatkan hasil yang diharapkan saja menjadi sulit apalagi untuk sekaligus memenuhi yang kurang pada aktivitas sebelumnya karena berganti orang sebagai yang bertugas. Apabila aktivitas seperti ini sudah dilakukan dengan lama maka banyak pekerjaan untuk memenuhi yang belum diselesaikan, jadi wajar orang mengucapkan "melangkah ke depan tetapi sering melihat ke belakang"

Sehingga yang dibutuhkan adalah meminta bantuan dengan cara dalam suatu istilah yaitu makmur bersama dengan yang dianggap mampu membantu serta mengetahui agar bisa juga mencapai yang diharapkan sesuai dengan keinginan seperti kepada yang diminta bantuan. Untuk melakukan dengan istilah makmur bersama memang tidak mudah meskipun sudah banyak wilayah yang melakukan makmur bersama karena kondisi. Tetapi perlu diingat yaitu bahwa manusia diberikan akal pikiran untuk optimis dan berusaha mencapai harapan yang diinginkan meskipun melakukan dengan orang dari wilayah lain yang sudah mencapai makmur sesuai harapan sebagai manusia secara umum dan ingin ditularkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lihat Selanjutnya

Entri Populer Banget!

+ populer

# Menjadi Pintar Akan Menghasilkan Kekayaan #
by. Pha. Handriman, S.Pt